photo2012©zahirulalwan
Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa
pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau
Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang
dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.
Wayang beber muncul dan berkembang di Pulau Jawa pada masa kerajaan Majapahit.
Gambar-gambar tokoh pewayangan dilukiskan pada selembar kain atau kertas,
kemudian disusun adegan demi adegan berurutan sesuai dengan urutan cerita.
Gambar-gambar ini dimainkan dengan cara dibeber. Saat ini hanya beberapa
kalangan di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Karangmojo Gunung Kidul, yang masih
menyimpan dan memainkan wayang beber ini.
Konon oleh para Wali di antaranya adalah Sunan
Kalijaga wayang beber ini dimodifikasi bentuk menjadi wayang
kulit dengan bentuk bentuk yang bersifat ornamen yang dikenal sekarang,
karena ajaran Islam
mengharamkan bentuk gambar makhluk hidup (manusia, hewan) maupun patung serta
menambahkan Pusaka Hyang Kalimusada.
Wayang hasil modifikasi para wali inilah yang
digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam dan yang kita kenal sekarang.
Salah satu Wayang Beber tua
ditemukan di Daerah Pacitan, Donorojo, wayang ini
dipegang oleh seseorang yang secara turun-temurun dipercaya memeliharanya dan
tidak akan dipegang oleh orang dari keturunan yang berbeda karena mereka
percaya bahwa itu sebuah amanat luhur yang harus dipelihara. Selain di Pacitan
juga sampai sekarang masih tersimpan dengan baik dan masing dimainkan ada di
Dusun Gelaran Desa Bejiharjo, Karangmojo Gunungkidul.
Menurut Kitab Sastro Mirudo,
Wayang Beber dibuat pada tahun 1283, dengan Condro Sengkolo, Gunaning Bujonggo
Nembah Ing Dewo (1283), Kemudian dilanjutkan oleh Putra Prabu Bhre Wijaya,
Raden Sungging Prabangkara, dalam pembuatan wayang beber. Wayang Beber juga
memuat banyak cerita Panji, yakni Kisah Cinta Panji Asmoro Bangun
yang merajut cintanya dengan Dewi Sekartaji Putri Jenggolo.
wikipedia.org
Selasa (10/7), Dusun
Gelaran 2, Bejiharjo, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Pegelaran pentas Wayang
Beber ini yang dimainkan oleh Dalang Ki
Karmanto Hadikusumo dengan lakon "Begawan Remeng Mangun Joyo" disebuah pendopo di dusun
Gelaran 2, Bejiharjo, Gunung Kidul. Saat ini hanya ada dua wayang kuno dan langka yang berbentuk lembaran dan salah satunya ada di Gunung Kidul di Dusun Gelaran, Desa
Bejiharjo, Karangmojo Gunung Kidul, yang masih menyimpan dan memainkan wayang
beber yang diperkirakan ada sejak 600 tahun yang lalu.